Pages

Minggu, 30 Agustus 2015

Antara Seru dan Menyeramkan Saat Lihat Tarung Presean Khas Suku Sasak

Foto 1. Tarung Presean

Tarung Presean atau Stick Fighting adalah pertarungan antara dua laki laik Sasak bersenjatakan tongkat yang terbuat dari rotan atau disebut Penjalin, dilengkapi dengan sebuah pelindung (perisai) yang terbuat dari kulit kerbau tebal dan keras (Ende). Para Petarung di sebut Pepadu dan wasit pinggir lapangan disebut sebagai Pekembar Sedi, sedangkan wasit tengah yang menjadi pemimpin pertarungan disebut Pekembar

Para pepadu diharuskan bertelanjang dada, menggunakan capuk (penutup kepala khas sasak) dan kain sarung khusus yang sudah dipersiapkan panitia. Sebuah tongkat rotan sebagai alat memukul dipegang menggunakan tangan kanan, serta pelindung (perisai) di tangan kiri. Tarung Presean ini biasanya menggunakan ring tengah lapang dan batas pagar betis penonton. Namun di Lombok barat ada salah satu arena yang cukup bagus semacam arena gladiatornya bangsa Spartan, lokasinya di taman dekat kantor Bupati atau sering disebut Penas.
Foto 2. Arena Tarung Presean, Masyarakat Begitu Antusias Menyakiskannya

Saat pertama kali melihat sungguh menyeramkan, bagaimana tidak sabetan rotan tepat mengenai kuit dada dan punggung, cetar!!! cetar!!!, namun rasa salut dan kagum justru muncul saat 3 ronde selesai dimainkan, singkat saja mungkin hanya 3 menit per ronde. Setelah selesai pepadu saling melempar senyum dan berbalas salam sambil berpelukan, tak ada rasa dendam atau ekpresi kesakitan, kulit yang tersambar rotan pun tak ada bekas merah membara. Entah pakai aji aji apa sehingga seolah-olah mereka kebal akan pukulan itu atau memang warna kulinya yang gelap, huallah hualam. Coba cek sendiri deh postur tubuh, otot dan warna kultnya, kekar dan tangguh hehe…
Seni beladiri atau adu ketangkasan Presean ini di iringi oleh tabuhan musik Gendang Beleq sebagai penyemangat dan pengundang masyarakat sekitar acara untuk menonton. Sambil menari-nari di iringi tabuhan gendang Beleq, kedua Pepadu akan saling menghalau dan mengalahkan lawan dengan pukulan penjalin tanpa rasa cemas ataupun takut cedera. Dan uniknya, para peserta Presean tidak pernah dipersiapkan sebelumnya, para penonton dan siapapun yang sedang berada di medan acara boleh ikut bertarung dan memamerkan kelihaiannya.
Aturan main dari Tarung Presean ini juga biasanya tidak membingungkan, para pepadu hanya boleh memukul bagian perut ke atas. Ketika seorang pepadu terkena kepala oleh sabetan rotan dan mengeluarkan darah (bocor), maka pepadu dianggap KO atau kalah, sekalipun pepadu tersebut merasa masih bisa meneruskan pertarungan. Pertandingan di akhiri oleh pekembar dengan meniupkan peluit panjang, dan kedua pepadu kemudian akan bersalaman dan berpelukan mengakhiri masa bertanding. Ini sebagai tanda bahwa antara kedua pepadu tidak ada yang saling menyimpan dendam karena presean hanya bagian dari permainan dan hiburan.
Lalu yang jadi pertanyaan pepadu (petarung) dapat apa?, tidak ada yang didapatkan selain selembar kain pengikat kepala bagi yang enang dan uang hasil saweran dari penonton. Namun bukan itu yang dicari… lebih jauh dari itu kebanggaan melestarikan budaya dan symbol ketangguhan pepadu membawa nama daerah masing-masing.
Konon Tarung Presean bermula sebagai sebuah simbolis kegembiraan atau luapan emosi para prajurit Lombok dulu kala setelah berhasil melumpuhkan / mengalahkan lawan di medan tempur. Budaya presean ini kemudian menjadi sebuah tradisi yang memiliki keunikan sendiri ketika para Pepadu-nya memadukan gaya bela diri dengan ekspresi-ekspresi lelucon ketika berhasil menyisakan bekas sabetan rotan di tubuh lawan. Sekian, semoga bermanfaat.
Salam IW_Project!

Referensi:
http://www.wisatadilombok.com/2014/09/presean-adu-nyali-dan-ketangkasan-pria.html


0 komentar:

Copyright © 2014 iw_project. All Rights Reserved. Template by CB Blogger. Powered by Blogger.