Foto 1. Peta Lokasi Taman Narmada
Taman Narmada dibangun oleh Anak Agung Gde Ngurah Karang
Asem tahun 1727 dari Kerajaan Karangasem Bali pada saat ia berada di Lombok.
Taman ini dikenal juga dengan nama Istana Musim kemarau, sebab jika musim
kemarau tiba istana raja yang berada di Cakranegara (Puri Ukir Kawi)
ditinggalkan dan Raja beristirahat di taman Narmada ini. Taman in juga merupakan replika Gunung
Rinjani sebagai tempat pemujaan dan pengganti pelaksanaan Upacara Pakelem. Namun
sejak berkuasanya Penjajah Belanda Taman Narmada terbuka untuk umum sebagai
tempat rekreasi. Taman ini telah mengalami beberapa kali pemugaran dan pada
tahun 1992 resmi ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan UU No. 5 tahun
1992.
Nah itulah secuil informasi yang bisa kita baca di papan
peta area saat kita memasuki gerbang Taman Narmada. Jadi intinya taman ini
dahulunya adalah sebuah lokasi yang dibangun sebagai replika Gunung Rinjani
sebagai tempat peribadatan dan peristirahatan raja pada musim kemarau. Musim
kemarau jika harus ke Gunung Rinjani mungkin sangat tidak memungkinkan dan
berbahaya bagi keselamatan raja untuk itu lah dibangun tempat ini, taman nan
indah dengan kolam-kolam, sejuk pokoknya. Jadi ingat kalo di Jogja ada juga
tempat seperti ini namanya Taman Sari. Tiket masuk per orang dewasa adalah Rp
6000 dan parkir sepeda gratis hehe… malahan sepedanya ditempatkan VVIP
disamping loket tiket dijagain langsung oleh petugasnya. Mantap, terimakasih
pak…
Foto 2. Susunan Taman Berundak
Taman Narmada berdiri diatas tanah seluas 2 hektar dan
berada di lembah sehingga dibangun seperti lahan terasiring, berundak undak. Berikut
adalah bangunan dan halaman yang terdapat di lokasi Taman Narmada:
- Candi Bentara
- Telaga Kembar
- Halaman Jabalkap
- Bale Loji
- Merajan (Sanggah)
- Halaman Mukedas
- Bale loji
- Bale Terang
- Halaman Pesarean
- Halaman Becinah
- Telaga Agung
- Kolam Renang
- Telaga Padmawangi
- Bale Petirtaan
- Pura
Foto 3. Candi Bentara, Telaga Kembar dan Halaman Jabalkap
Candi Bentara, Telaga Kembar dan Halaman Jabalkap
Sayang
sekali Candi ini tidak terfoto, candi ini adalah pintu gerbang Taman Narmada
pada dahulu kala. Telaga Kembar merupakan
kolam yang berjumlah 2 buah dengan bentuk yang sama dan diantara kolam tersebut
tepisah oleh jalan sehingga dinamakan telaga kembar.Halaman
ini terletak dibagian terdepan Taman
Narmada, terdiri dari 2 kolam kembar. Semula terdapat dua bangsal yang
berfungsi sebagai tempat penjagaan karena sebagai pintu masuk. Namun saat ini
pintu masuk dan loket berada dekat dengan Bale Loji
Foto 4. Bale Loji
Bale Loji
Merupakan
bangunan rumah yang memiliki serambi terbuka, berfungsi sebagai tempat tinggal
raja bersama istrinya. Namun sayang kita tidak bias masuk karena pintunya
dikunci.
Foto 5. Merajan (Sanggah)
Merajan (Sanggah)
Merupakan
bangunan suci tempat pemujaan raja kepada para leluhur dan Tuhan Yang Maha Esa,
dalam manifestasi sebagai Dewa Wisnu, Brahma dan Iswara.
Foto 6. Halaman Mukedas
Halaman Mukedas
Semula
pada halaman ini terdapat bale Loji, Merajan (Sanggah), Bangsal dan Bangunan
tempat pelayan raja.
Foto. 7 Pendopo Bale loji
Pendopo Bale loji
Memiliki
bentuk yang sama dengan Bale Loji di halaman Mukedas. Pada tahun 1976 bale ini
direnovasi pada keempat sisinya sehingga bangunan ini menyerupai pendopo.
Foto 8. Bale Terang
Bale Terang
Bangunan
bale terang berbentuk rumah panggung yang terdiri dari ruang bawah sebagai
gudang dan bagian atasnyadibagi atas 3 bagian yakni 2 kamar pada ujungnya
(utara dan selatan) sebagai tempat tidur dan ruang tengah sebagai tempat Raja
melihat pemandangan ke arah timur (ke srah Meru)
Foto 9. Halaman Pesarean
Halaman Pesarean
Semula
pada halaman ini terdapat bale Loji, Bale Terang, Bale Pawedayan yang berfungsi
sebagai tempat membaca kitab Wedha dan bangsal sebagai pembacaan.
Foto 10. Halaman Becinah
Halaman Becinah
Semula
pada halaman ini terdapat dua bangsal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
senjata dan tempat menghadapnya Senopati dan para prajurit.
Foto 11. Telaga Agung
Telaga Agung
Telaga
Ageng dibuat sebagai miniatur Danau Segara Anakan di Gunung Rinjani dan sebagai
pengganti tempat pelaksanaan Upacara Pakelem karena raja tak mampu lagi ke
Gunung Rinjani. Upacara dilaksanakan setiap Purnama ke-5 tahun Cakra
(Oktober-November). Upacara Pakelem yaitu upacara yang dikaitkan dengan
kesuburan dan turunnya hujan disebut juga upacara Meras Danau. Di tepi telaga
terdapat pancuran berbentuk Patung Gajah, Patung Ksatria dan miniature Candi
dengan bentuk matahari yang keseluruhannya merujuk tahun 1801 Cakra atau 1879
Masehi yang menunjukkan selesai rehab Telaga Ageng.
Foto 12. Kolam Renang
Kolam Renang
Kolam
renang ini dalam arti yang sesungguhnya, kolam modern untuk berenang yang
dikelola memanfaatkan air yang melimpah dan terdapat tiket masuknya sendiri.
Foto 13. Telaga Padmawangi
Telaga Padmawangi
Kola
mini sebagai tempat mandinya dayang-dayang istana dan dahulu banyak ditumbuhi bunga
tanjung/ padma yang harum.
Foto 14. Bale Petirtaan
Bale Petirtaan
Terdapat
sebuah mata air yang mrupakan pertemuan dari 3 sumber mata air yaitu Surandi,
Lingsar dan Narmada. Bagi umat Hindu air ini dipandang sebagai air suci dan
berkhasiat untuk pengobatan dan sekarang dikenal dengan air awet muda. Pemikiran
saya pribadi dari namanya bias diartikan secara bebas Bale Petirtaan (Per-air-an)
mungkin balai ini dahulu sebagai kantornya pegawai yang mengurusi pengairan
telaga Padmawangi.
Foto 15. Pura Kelasa
Pura Kelasa
Pura
kelasa adalah salah satu pura Jagat tertua di Lombok. Nah pura inilah yang
dijadikan replika Gunung Rinjani yang menjadi satu kesatuan dengan Kolam Segara
Anak/ Ageng sebagai lambang Makrokosmos (Alam Semesta).Pura ini memiliki2 pintu
masuk yang menghadap ke barat dan selatan. Pintu masuknya berbentuk Paduraksa
(Gapura Beratap) dengan masing-masing pintu dijaga oleh 2 arca (Dewa Pala) dan
dihalaman pura ini terdapat bangunan kembar bertiang 6 buah disebut Bale Gong.
Nah itulah bangunan bersejarah yang terdapat di Taman
Narmada, selain bangunan bersejaran terdapat pula hasil kreasi pengelola
seperti taman out bound dan bale-bale santai untuk acara keluarga/ pertemuan yang
berdiri dia atas kolam-kolam air.
Foto 16. Lokasi Out Bound
Foto 17. Balai-balai Santai
Satu yang patut diacungi jempol dari
kebinekaragaman masyarakat Indonesia yaitu toleransi antar umat beragama dimana
didekat kompleks Taman Narmada juga terdapat musholla tempat Sholat umat Islam.
Subhanallah.
Foto 18. Musholla
Foto 19. Pusat Oleh-oleh dan Souvenir Lokal
Setelah lelah berkeliling taman tibalah pada pintu keluar dan disinilah
pengunjung dapat membeli oleh-oleh kerajinan tradisional souvenir khas Lombok,
kaos dan sarung. Nah sekian wisata alam dan sejarahnya, dapat segar dan indahnya taman air serta
dapat juga informasi salah satu sejarah peninggalan Raja dari Kerajaan Karangasem.
Semoga bermanfaat!
0 komentar:
Posting Komentar