Foto 1. Lokasi Makam yang Berada Disekitar Pohon Beringin
Pada tahun 1866 seorang ulam besar bernama Maulana
Syeh Gauz Abdurazak atau yang dikenal dengan nama Sayyid Tohir yang berasal
dari Jazirah Arab, telah dating ke Palembang kemudian melanjutkan perjalanan
dan mendarat di Pesisir Pantai Ampenan kota Mataram. Di sini beliau
menyampaikan petuah-petuah dari ajaran Islam sehingga ajaran tersebut sangat
dipercaya oleh masyarakat Lombok. Selain Makam Syeh Gauz Abdurazak, juga
terdapat Makam Datuk Laut dan Makam anak yatim yang sering dikunjungi oleh para
peziarah baik dari Lombok, maupun luar
daerah dengan tujuan untuk mendoakan
semoga arwah beliau diterima disisih Allah SWT.
Foto 2. Pohon Beringin yang Sudah Sangat Tua
Paragraf di atas adalah keterangan yang bias dibaca
di papan informasi pintu masuk makam Loang Baloq. Loang Baloq berasal dari kata
dalam bahasa Sasak yang berarti pohon beringin yang berlubang dan sudah sangat
tua. Area ini memang ditumbuhi sebuah pohon beringin yang konon sudah berumur
ratusan tahun dan Makam Syech Gaus Abdurrazak inilah yang berada di lubang
tepat di bawah pohon beringin berbentuk persegi panjang dengan lubang ditengah,
tempat dimana para peziarah biasanya menaburkan bunga. Untuk masuk kedalam
makam yang sudah berkeramik putih ini, peziarah perlu memasuki sebuah pintu
masuk. Di samping pintu masuk telah disipakan air untuk pengunjung dan sebuah
mushola. Sementara itu, makam Anak Yatim berada di samping bagian luar makam Syech
Gaus Abdurrazak dengan ukuran yang relatif lebih kecil. Di samping makam ini,
terdapat makam Datuk Laut dengan bangunan permanen berukuran 3 x 4 meter
berkeramik warna hitam.
Foto 3. Land Mark Pantai Loang Baloq
Setelah selesai berziarah ke makam Loang Baloq, Saya
langsung nyebrang jalan menuju Pantainya dengan nama yang sama. Lokasi antara pantai dan makam adalah saling berhadapan dan dipisahkan oleh Jalan Lingkar Selatan Mataram. Pantai ini
dikelola dengan sederhana dimana terdapat taman dan kolam payau yang digunakan
untuk wisata perahu bebek kayuh, di kanan kiri juga terdapat pedagang kaki lima
serta mobil listrik mainan anak yang bias disewa. Setelah melewati taman
barulah kita sampai dibibir pantai. Di pantai inilah terdapat muara bertemunya
air sungai dan laut. Agak miris memang melihat kondisi pantai yang agak kotor
oleh sampah-sampah yang terbawa arus sungai.
Foto 4. Batu di Kanan-kiri Muara Sungai sebagai Spot Pemancingan
Tepat di kanan kiri muara sungai yang bertemu dengan
laut diberi tumpukan batu gunung, mungkin fungsinya untuk mengurangi abrasi. Di
tumpukan batu gunung inilah pengunjung dapat menikmati hembusan angin laut,
dikelilingi deburan ombak kecil dan dinaungi birunya langit sambil memancing.
Bisa lupa waktu nih… Semoga bermanfaat.
Salam IW_Project.
Referensi:
http://www.wisatadilombok.com/2015/01/wisata-pantai-sejarah-dan-religi-di.html
0 komentar:
Posting Komentar