Pages

Minggu, 30 Agustus 2015

Loang Baloq, Wisata Religi dan Pantai yang Terpadu dengan Apik


 Foto 1. Lokasi Makam yang Berada Disekitar Pohon Beringin

Pada tahun 1866 seorang ulam besar bernama Maulana Syeh Gauz Abdurazak atau yang dikenal dengan nama Sayyid Tohir yang berasal dari Jazirah Arab, telah dating ke Palembang kemudian melanjutkan perjalanan dan mendarat di Pesisir Pantai Ampenan kota Mataram. Di sini beliau menyampaikan petuah-petuah dari ajaran Islam sehingga ajaran tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat Lombok. Selain Makam Syeh Gauz Abdurazak, juga terdapat Makam Datuk Laut dan Makam anak yatim yang sering dikunjungi oleh para peziarah  baik dari Lombok, maupun luar daerah  dengan tujuan untuk mendoakan semoga arwah beliau diterima disisih Allah SWT.
Foto 2. Pohon Beringin yang Sudah Sangat Tua

Paragraf di atas adalah keterangan yang bias dibaca di papan informasi pintu masuk makam Loang Baloq. Loang Baloq berasal dari kata dalam bahasa Sasak yang berarti pohon beringin yang berlubang dan sudah sangat tua. Area ini memang ditumbuhi sebuah pohon beringin yang konon sudah berumur ratusan tahun dan Makam Syech Gaus Abdurrazak inilah yang berada di lubang tepat di bawah pohon beringin berbentuk persegi panjang dengan lubang ditengah, tempat dimana para peziarah biasanya menaburkan bunga. Untuk masuk kedalam makam yang sudah berkeramik putih ini, peziarah perlu memasuki sebuah pintu masuk. Di samping pintu masuk telah disipakan air untuk pengunjung dan sebuah mushola. Sementara itu, makam Anak Yatim berada di samping bagian luar makam Syech Gaus Abdurrazak dengan ukuran yang relatif lebih kecil. Di samping makam ini, terdapat makam Datuk Laut dengan bangunan permanen berukuran 3 x 4 meter berkeramik warna hitam.
 
Foto 3. Land Mark Pantai Loang Baloq

Setelah selesai berziarah ke makam Loang Baloq, Saya langsung nyebrang jalan menuju Pantainya dengan nama yang sama. Lokasi antara pantai dan makam adalah saling berhadapan dan dipisahkan oleh Jalan Lingkar Selatan Mataram. Pantai ini dikelola dengan sederhana dimana terdapat taman dan kolam payau yang digunakan untuk wisata perahu bebek kayuh, di kanan kiri juga terdapat pedagang kaki lima serta mobil listrik mainan anak yang bias disewa. Setelah melewati taman barulah kita sampai dibibir pantai. Di pantai inilah terdapat muara bertemunya air sungai dan laut. Agak miris memang melihat kondisi pantai yang agak kotor oleh sampah-sampah yang terbawa arus sungai. 
Foto 4. Batu di Kanan-kiri Muara Sungai sebagai Spot Pemancingan

Tepat di kanan kiri muara sungai yang bertemu dengan laut diberi tumpukan batu gunung, mungkin fungsinya untuk mengurangi abrasi. Di tumpukan batu gunung inilah pengunjung dapat menikmati hembusan angin laut, dikelilingi deburan ombak kecil dan dinaungi birunya langit sambil memancing. Bisa lupa waktu nih… Semoga bermanfaat.
Salam IW_Project.

Referensi:
http://www.wisatadilombok.com/2015/01/wisata-pantai-sejarah-dan-religi-di.html


0 komentar:

Copyright © 2014 iw_project. All Rights Reserved. Template by CB Blogger. Powered by Blogger.